Beranda Kegiatan Pakar Psikologi Bekali Penyidik Laka Lantas Cara Sampaikan Informasi ke Keluarga Korban

Pakar Psikologi Bekali Penyidik Laka Lantas Cara Sampaikan Informasi ke Keluarga Korban

oleh korlantas

KORLANTASPOLRI – Ditgakkum Korlantas Polri mennggelar rapat koordinasi bersama Polda jajaran lalulintas dalam rangka meningkatkan kualitas keselamatan dan penurunan korban kecelakaan lalulintas tahun 2023.

Ketua Himpunan Psikologi Indonesia Reni Kusumowardhani memberikan materi Pemberian Informasi yang Efektif kepada Keluarga Korban Kecelakaan Lalu Lintas kepada 104 peserta offline dan Polda jajaran via Zoom online.

“Kecelakaan lalu lintas adalah pelanggaran yang masuk kategori pidana. Dalam situasi normal, tidak ada satu orangpun yang menginginkan kecelakaan,” kata Reni Kusumowardhani di Fave Hotel PGC, Jakarta Timur, Rabu(1/3/2023).

Reni Kusumawardhani menambahkan keluarga tidak pernah berharap anggotanya menjadi korban kecelakaan termasuk siap atau tidak menerimanya. Namun apabila sudah memiliki pemahaman dan ilmunya maka akan siap menerima informasinya.

“Kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum rasional. Kecelakaan lalu lintas tidak diduga dan tidak disangka. Pikiran yang akan muncul ketika mendengar laka lantas identik dengan perasaan negatif. Maka karakteristik laka lantas adalah berita buruk, tidak disukai dan tidak siap menerimanya,” jelasnya.

Pada saat seseorang mendengar berita laka lantas lanjutnya, kecenderungannya respon seseorang Denial atau menolak. Setelah itu Anger yaitu marah, lalu Bargaining dan Depression, setelah itu Acceptance atau siap.

“Prinsip dalam pemberian informasi pada keluarga yaitu empati, memahami Viktimologi dan respon Natural terhadap peristiwa negatif. Komunikasi yang efektif yaitu apa yang diterima sesuai dengan apa yang disampaikan. Ketiga rapport yaitu memahami kepercayaan,” ungkapnya.

Kenyataan komunikasi mengandung pesan tentang citra diri dan harga diri serta perasaan dan keinginan, maka perhatikan penampilan diri. Petugas kepolisian datang saja sudah ada rasa kekhawatiran, maka haruslah ramah. Perhatikan kalimat pembuka yang akan disampaikan dan harus direncanakan.

“Tidak hanya sekedar kata-kata tetapi pemilihan kata, nada volume, penggalan kata, kecepatan dan tekanan pada setiap kata serta sikap tubuh harus diperhatikan. Komunikasi yang sebenarnya adalah pesan yang diterima, bukan yang diharapkan untuk diterima,” tambahnya.

Komunikasi adalah seni, maka bicara ‘dengan’ bukan ‘pada’ orang lain. Hindari Antipati, tidak respek pada orang yang diajak bicara dan Apati atau masa bodoh atau simpati terbawa suasana.

“Maka yang diharapkan adalah empati yaitu memahami kondisi. Metode building trust yaitu samakan dulu frekuensi dan persepsinya adalah tepat saat menyampaikan berita atau informasi,” lanjutnya.

Buat jembatan sebelum sampai ke topik dengan menyampaikan latar belakang, obyektif kronologis kejadian. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta menyampaikan informasi dalam risiko sekecil mungkin.

“Berikan informasi sebanyak yang dibutuhkan oleh keluarga dan perhatikan kecepatan informasi, sabar, tahan emosi dan tahan diri dan memberikan waktu untuk refleksi. Diam itu baik artinya lihat respon emosi pihak keluarga,” kata Reni.

Disamping itu, Reni juga memberikan langkah yang harus dihindari yaitu to the point sebelum persepsi sama. Menyalahkan pihak-pihak dan menghindari jargon. Hindari juga hanya sekedar menjalankan tugas dan memberikan informasi lewat media sosial atau pos surat.

Related Articles