Beranda Headlines Sinergi Dukungan Psikososial Anak Terdampak Covid-19 ‘Peduli Anak, Indonesia Tangguh’

Sinergi Dukungan Psikososial Anak Terdampak Covid-19 ‘Peduli Anak, Indonesia Tangguh’

oleh korlantas

KORLANTAS POLRI – Terhitung sudah 610 hari sudah Covid-19 menyelimuti negeri ini. Dampak pandemi tentu sangat dirasakan oleh masyarakat terlebih anak-anak Indonesia yang seharusnya dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dikarenakan anak-anak adalah aset masa depan bangsa.

Oleh karena itu, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melalui Biro Psikologi SSDM Polri bersama TNI dan pilar-pilar bangsa diantaranya Kemensos, KemenPPPA, LPAI, Psikologi Badan Intelijen Negara, Psikologi TNI, Bhayangkari, juga stakeholder Bank BRI, Himpunan Psikologi Indonesia, Advent Reaksi Cepat ARC Indonesia bersinergi melakukan kegiatan ‘Peduli Anak, Indonesia Tangguh’, dengan memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak Covid-19 tahun 2021.

Kegiatan pemberian psikososial kepada anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena pandemi COVID-19, dilaksanakan serentak seluruh jajaran Polri dan TNI juga Forkompinda seluruh Indonesia. Sedangkan untuk tingkat nasional dipusatkan di Lapangan Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, Selasa (2/11/2021).

“Dihadapan kita berdiri anak-anak aset bangsa Indonesia yang tentunya harus mendapatkan perlindungan yang sama atas kebutuhan dasar mereka baik sandang pangan, papan, pendidikan, layanan kesehatan, juga kesejahteraan. Ini merupakan tanggung jawab kita semua, untuk memastikan anak-anam kita mendapatkan kebutuhan dan kehidupan yang baik secara lahir dan batin khususnya terhadap anak-anak kita yg terdampak covid-19.” Quote Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

Tambahnya, selain bantuan sosial maka perlu diberikan pelayanan khusus yang sifatnya bantuan psikologis, konseling, menumbuhkan kembali semangat mereka dalam beraktivitas, melanjutkan hidup, dan cita-citanya, mereka tidak boleh kehilangan keceriaan, mereka tidak boleh kehilangan keberanian, dan mereka harus bisa mendapatkan keinginannya.

“Kami semua mewakili negara harus hadir untuk memastikan bahwa anak -anak kita yang telah kehilangan keluarga tetap bisa tumbuh normal dan aktif seperti anak-anak kita yang lain. Kita antar untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya, tentu itu adalah yang menjadi harapan kita semuanya, karena mereka adalah generasi-generasi anak-anak kita yang tentunya menjadi generasi penerus bangsa, serta tidak menutup kemungkinan justru dari mereka-mereka yang akan lahir calon sosok-sosok pimpinan yang akan memimpin Indonesia dimasa mendatang.” lanjutnya.

Berdasarkan catatan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terdapat sebanyak 29.822 anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya akibat pandemi COVID-19.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengapresiasi langkah TNI-Polri ikut turun tangan bersama Kementerian PPPA dan Kementerian Sosial menangani pandemi COVID-19, khususnya dalam pemberian psikososial anak terdampak pandemi.

“Pendampingan psikososial sangat penting untuk mengembalikan semangat anak-anak yang ditinggalkan oleh salah satu atau kedua orang tuanya. Kita semua harus bergandengan tangan bersinergi, berkolaborasi, untuk memberikan pendampingan terbaik kepada anak-anak, bagaimanapun juga mereka adalah anak-anak Indonesia yang menjadi tanggung jawab kita semua dan kita harapkan mereka menjadi anak-anak yang tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang hebat dan luar biasa,” ucap Menteri PPPA.

Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyebutkan anak-anak yang terdampak pandemi yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya mengalami syok sehingga diperlukan terapi untuk mengembalikan semangat mereka.

“Anak-anak mengalami syok terutama yang kelas tiga SD, kelas enam, kelas tiga SMP, kelas tiga SMA, sangat syok karena mereka memikirkan saya bisa sekolah atau tidak,” ujar Risma.

Untuk itu, Risma mengapresiasi langkah Polri-TNI yang ikut serta memberikan pendampingan psikososial kepada anak-anak terdampak pandemi COVID-19. Dalam diri anak-anak, selain kebutuhan fisik (materi), maka ada sekitar 50 persennya membutuhkan semangat untuk melanjutkan hidup dan cita-citanya.

“Karena pada masa anak-anak ini nanti akan berpengaruh pada kehidupan mereka selanjutnya. Kalau mengalami syok di masa anak-anak, maka akan sulit berkembang saat dewasa,” tutup Risma.

Related Articles