Beranda Kegiatan Lomba Konten Video Kreatif Ditlantas Polda Jatim, Satlantas Polrestabes Surabaya Raih Juara

Lomba Konten Video Kreatif Ditlantas Polda Jatim, Satlantas Polrestabes Surabaya Raih Juara

oleh korlantas

KORLANTASPOLRI – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim belum lama ini mengadakan lomba konten video kreatif. Lomba yang terbuka untuk umum itu tampil sebagai juara Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Surabaya.

Video berdurasi 53 detik. Dimulai dengan adegan Cak Tejo, badut yang menjadi ikon Satlantas Surabaya, tengah bersepeda di sebuah permukiman. Musik bernada cerita mengiringinya mengayuh.

Cak Tejo kemudian melihat dua pemuda yang sedang cangkrukan di sebuah pos. Mereka asyik mengobrol. Cak Tejo spontan menghentikan sepeda, lalu mendatangi tempat dua pemuda itu.

Tanpa ba-bi-bu, Cak Tejo menampar salah seorang pemuda dengan masker sampai terjungkal. Melihat itu, temannya ketakutan. Dia pun menggunakan jurus menghilang.

Cak Tejo sempat kebingungan selama beberapa saat. Hingga, pemuda yang menghilang tadi kembali ke posisi awal. Kali ini dengan memakai masker. Adegan pun ditutup dengan kalimat Suroboyoan, ’’Gawe masker cek podo slamet, Rek.”

Juri lomba menilai pesan yang disampaikan di video itu mencerminkan kondisi saat ini. Mulai banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, pandemi belum benar-benar berakhir. ’’Isinya juga mewakili tugas kepolisian untuk terus mengawal penerapan protokol kesehatan,” kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jatim Kombespol Latif Usman.

Video itu, tambahnya, juga mudah dimengerti. Alur ceritanya pas. Misalnya, saat salah seorang pemuda menghilang karena temannya mendapat penindakan dari polisi. Dia tahu kesalahannya tidak memakai masker. Jadi, dia langsung menghilang dan kembali lagi dengan kondisi sudah memakai masker.

Latif menambahkan, konsep cerita yang disajikan juga tidak monoton. Latar belakang musiknya membuat video terasa jenaka. Namun, tidak menghilangkan pesan yang ingin disampaikan. ’’Layak mendapat apresiasi,” tuturnya.

Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra menyebut video itu terinspirasi dari pengamatannya. Dia merasa gelisah dengan fenomena masyarakat yang mulai mengabaikan protokol kesehatan.

Di sisi lain, ditlantas kebetulan mengadakan lomba konten video kreatif. Teddy meminta bantuan anggotanya di unit keamanan dan keselamatan (kamsel) untuk memvisualkan kegelisahan yang dirasakannya. ’’Karena tugas unit kamsel paling relevan,” ujarnya.

Video itu dibuat di permukiman dekat Satpas Colombo. Dua warga diminta menjadi aktor dadakan. ’’Nggak sulit. Jadi mau. Kan tidak ada dialog sama sekali,” ungkapnya.

Menurut dia, proses brifing tidak membutuhkan banyak waktu. Sebab, konsep videonya sudah jelas. ’’Tinggal eksekusi. Alhamdulillah, hasilnya sangat sesuai dengan skenario,” tuturnya.

Teddy mengungkapkan, pemilihan musik yang menjadi latar belakang juga tidak asal-asalan. Dia sengaja memasukkan musik bernada ceria agar video mudah diterima. Sebab, sepengetahuannya, musik juga berpengaruh terhadap sebuah video.

Lebih lanjut, kata Teddy, cangkrukan adalah kebiasaan yang mudah ditemukan di Kota Pahlawan. Kegiatan itu mewakili guyub rukunnya masyarakat. ’’Tetapi, tentu tidak bagus kalau sampai mengabaikan protokol kesehatan seperti pemakaian masker,” ungkapnya.

Cak Tejo dipilih sebagai aktor utama bukan hanya agar video semakin menarik. Namun, juga agar keberadaannya lebih diketahui masyarakat.

Related Articles