KORLANTAS POLRI – Petugas gabungan menilang puluhan armada truk yang masuk ke Kota Mojokerto di jam-jam terlarang.
Dalam razia gabungan yang berlangsung selama satu jam di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Magersari, setidaknya petugas berhasil menjaring 39 kendaraan roda enam dan bak terbuka yang nekat masuk.
“Yang ditindak tadi roda enam ke atas dan beberapa diantaranya kendaraan yang baiknya terbuka,” tutur KBO Satlantas Polresta Mojokerto Iptu Sukaren, Selasa, 6 April 2021.
Tak hanya itu, lanjut ia, terdapat beberapa kendaraan bermotor yang turut diamankan karena tidak dilengkapi surat-surat kendaraan sepatutnya di bawa saat berkendara.
“Tapi juga ada beberapa kendaraan yang kita curigai tidak seusai administrasi atau surat surat juga turut kita amankan,” jelasnya.
Sementara, Kabid Dalops Dishub Kota Mojokerto Robik Subagio menambahkan, penertiban kali ini tak lepas karena masih banyaknya jumlah truk roda enam ke atas yang melintas di jalur perkotaan Mojokerto.
“Dalam aturan rambu yang terpasang di ujung jembatan Gajah Mada, ada larangan masuk kota bagi roda enam ke atas dari mulai jam 6 pagi sampai 6 malam,” tegasnya.
Sehingga dirinya bersama petugas gabungan yakni Satlantas Polresta Mojokerto bersama Polisi Militer 05 Mojokerto melakukan razia dan hasilnya masih banyak ditemukan truk atau kendaraan yang melanggar.
Menurut dia, penegakan berupa penilangan bagi truk muatan nakal ini menjadikan tolak ukur kedisiplinan para pengendara dan juga melengkapi surat-surat dan mematuhi peraturan lalulintas.
“Secara otomatis kontribusinya, jikalau untuk penertiban seperti ini bisa mengetahui ada yang belum membayar retribusi uji KIR. Dari situ maka timbul kesadaran,” terang dia.
Menurut dia, dari hasil razia gabungan kali ini diketahui masih banyak pelanggar khususnya truk atau kendaraan roda enam ke atas yang masih nekat masuk Kota.
Selama ini, dalam mengantisipasi adanya truk masuk kota pihak Dishub menyebut kerap kali melakukan patroli rutin yang dilakukan setiap hari.
“Kalau untuk razia seperi ini paling g kita lakukan satu bukan satu kali, karena kita juga terkendala anggaran, sebab kita gak berhak menilang yang menilang adalah polisi, jadi kita hanya sosialisasi,” pungkasnya.