KORLANTAS POLRI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel) melaporkan sebanyak 5.753 rumah dan 19.871 jiwa di daerah itu terdampak banjir yang berlangsung sepekan terakhir.
Kapolres Tanah Laut AKBP Cuncun Kurniadi menyampaikan sedikitnya ada 9 kecamatan di kabupaten itu yang terdampak banjir.
“Dari sembilan kecamatan yang terdampak, Kecamatan Bati-Bati kondisinya paling parah dengan 2.218 rumah terendam dan 7.731 jiwa jadi korban banjir,” kata AKBP Cuncun Kurniadi di Pelaihari.
Kondisi banjir yang sudah berlangsung dalam sepekan itu bertambah parah dalam dua hari terakhir. Ketinggian air juga terus bertambah.
Tim SAR gabungan bersama relawan pun terus mengekuasi warga yang rumahnya terendam dengan ketinggian air ada yang mencapai satu meter lebih. Selain merendam rumah penduduk, satu jembatan penghubung di Kota Pelaihari dan Pabahanan terputus lantaran tergerus banjir.
AKBP Cucun menjelaskan, sejak Rabu (13/1), akses jalan di Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati yang berada di perbatasan Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru terpaksa ditutup akibat debit air yang terus meninggi. Sedangkan Desa Gunung Raja, Kecamatan Tambang Ulang menuju arah Pelaihari, banjir juga semakin tinggi sehingga arus lalu lintas lumpuh total.
“Kami imbau agar warga yang rumahnya terdampak banjir mengikuti anjuran petugas dan relawan untuk mengungsi. Banjir belum ada tanda-tanda surut lantaran hujan yang masih terjadi,” kata AKBP Cuncun.
Polres Tanah Laut bersama tim SAR gabungan dan relawan dibantu tim dari Polda Kalsel juga telah mendirikan dapur umum di beberapa titik. Selain itu juga dibangun tenda-tenda darurat bagi warga yang mengungsi ke tempat lebih aman.
Sementara Kasat Lantas Polres Tanah Laut AKP M Taufiq Qurahman bersama anggota setiap hari berpatroli menerjang genangan air guna menyisir rumah warga yang masih terjebak banjir untuk bisa dievakuasi, sekaligus menyalurkan bantuan sembako.