Beranda Lalu Lintas Jembatan Pabahanan Tala Putus, Lalu Lintas Dialihkan ke Jalur Alternatif Atilam-Kunyit

Jembatan Pabahanan Tala Putus, Lalu Lintas Dialihkan ke Jalur Alternatif Atilam-Kunyit

oleh korlantas

KORLANTAS POLRI – Cuaca yang cenderung membaik Sabtu (16/1/2021) hari ini berdampak positif terhadap lalu lintas keluar masuk dari dan ke Kota Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).

Jalur alternatif Atilam (Pabahanan)-Desa Kunyit Kecamatan Bajuin pun telah dapat dilewati sejak dinihari tadi. Karenanya kepadatan lalu lintas pun tak terhindarkan.

Kepala Dinas Perhubungan Tala Gentry Yuliantono langsung turun ke lokasi guna mengatur kelancaran lalu lintas bersama prsonel Satlantas Polres Tala dibantu warga sekitar.

Guna mengurangi kepadatan pengendara dan kemacetan, buka tutup pun diberlakukan.

Pengendara dari arah luar kota yang hendak masuk ke Pelaihari dan sebaliknya, diatur bergantian melintas.

Pengendara/pengemudi dari arah kota yang hendak keluar ketika mencapai simpang empat Kunyit-Atuatu-Ketapang-Tirtajaya, dilarang belok kiri ke arah Kunyit.

Petugas mengarahkan untuk terus maju ke arah Ketapang. Sekitar 300 meter belok kiri jalan aspal dan menembus ke simpang tiga Kunyit dekat masjid setempat.

Terjadi antrean panjang di sepanjang jalur itu karena mesti bergantian melintas dengan pengendara yang bergerak dari luar kota (Atilam).

Upaya lain yang dilakukan guna mengurangi kepadatan dan antrean panjang, sebagian pengemudi diarahkan bergerak terus sejauh sekitar setengah kilometer dari simpang empat Kunyit-Ketapang.

Lalu menapaki jalan perkerasan yang tembus ke perkebunan sawit PTPN 13 dan selanjutnya menjangkau muara jalan poros A Yani di Desa Ambungan dekat Gunung Kayangan.

“Tengah hari jalur tembusan Ketapang-PTPN sudah mulai dilintasi sebagian pengemudi,” papar Gentry.

Ia mengatakan jalur pengurai kepadatan lalu lintas juga ada yakni melalui Desa Tanjung-PTPN. Namun jaraknya lebih jauh dan salah satu sisi oprit jembatan setempat (Jembatan Galuh) runtuh dan sedang ditangani warga setempat secara swadaya.

Related Articles